Layanan terpadu TB Resistensi Obat adalah Pelayanan Klinis yang bersifat komprehensif, terpadu dan menyeluruh terhadap pasien dengan diagnosis : TB Poli-Resisten, TB Multi Drug Resistant (MDR), TB Pre-Extremly Drug Resistant (XDR) dan TB XDR
Ruang pertemuan pasien (sesuai dengan persyaratan PPI TB) berada dihalaman luar Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih. Ditempat ini bisa juga dilakukan pendampingan pasien minum obat oleh dokter.
Alamat : Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih
Jalan Cempaka Putih Tengah I/1 Jakarta 10510
Telp : (021) 425 0451, 428 01567 ext 851 (Jam Kerja)
Faks : (021) 420 6681
Email: Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya.
Emergency : Ns. Budi Rahmawati, S.Kep
0815 888 2640
Rumah Sakit Islam Jakarta turut serta dalam memperingati Hari Tuberkulosis Sedunia yang dilaksanakan di Lapangan Monas pada Sabtu pagi (24 Maret 2018). Kegiatan ini dihadiri pula oleh Menteri Kesehatan yang diwakili oleh Dirjen P2P Kemenkes RI dr. Anung Sugihantono, M.Kes, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta dr. Kusmedi Priharto, Sp.OT dan Kasudinkes Jakarta Pusat drg. Yuditha E.P, M.Kes. Ketiganya turut menandatangani komitmen pemberantasan TBC di booth Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih. Hadir pula Prof. Dr. dr. Tjandra Yoga selaku Representativ WHO di India yang juga teman sejawat konsulen dan pemerhati TBC.
Dalam kegiatan ini pula, Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih memperkenalkan layanan baru yang dimilikinya yaitu Pelayanan Rawat Inap TB - RO (Resistensi Obat) yang Insya Allah akan diresmikan pada bulan Mei 2018. Layanan terpadu TB Resistensi Obat adalah pelayanan klinis yang bersifat komprehensif, terpadu dan menyeluruh terhadap pasien dengan diagnosis : TB poli-resisten, TB mono-resisten, TB Multi Drug Resistant (MDR), TB Pre-extremly Drug Resistance (XDR) dan TB XDR.
Bersama Representativ WHO, Prof. Dr. dr. Tjandra Yoga
Bersama Direktur Utama, dr. Metta Desvini PS, Sp.KJ
Penandatanganan Komitmen Berantas TBC
Bersama Kasudinkes Jakarta Pusat (Tengah)
Setelah melalui lika-liku perjuangan yang sangat panjang dan melelahkan, akhirnya pada tahun 1971 tepatnya pada tanggal 23 juni 1971, Rumah Sakit Islam Jakarta berdiri dengan kokoh yang diresmikan oleh Presiden Soeharto. Pada saat itu Rumah Sakit Islam Jakarta memiliki gedung dengan fasilitas ruang perawatan 56 tempat tidur.
Selasa, 20 Maret 2018. Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih melaksanakan kegiatan donor darah di Auditorium mulai jam 09.00-11.30 WIb. Kegiatan ini diikuti sekitar 80 orang pendonor bekerjasama dengan unit Donor Darah Jakarta Pusat. Sejumlah pendonor tersebut berasal dari kalangan pegawai.
Kegiatan donor darah seperti ini rutin dilaksanakan di Rumah sakit Islam Jakarta Cempaka Putih setiap 3 bulan.
Senin, 19 Maret 2018 M/1 Rajab 1439 H, Syeikh Khalid Al-Hamudi beserta staf Kedutaan Besar Saudi Arabia telah berkunjung ke Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih.
Tiba di Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih sekitar 11.20 WIB, Syeikh dan rombongan disambut Direksi dan langsung melakukan Shalat Dzuhur berjamaah di Masjid Ar Rahmah. Di akhir Shalat berjamaah Syeikh menyempatkan untuk memberikan Tausiyah.
Kunjungan kedua kali ini selain untuk mempererat silaturrahmi dengan Direksi dan Pegawai, juga untuk mengunjungi isteri sahabatnya yang sedang dirawat di Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih.
Bertempat di Auditorium RSIJ Cempaka Putih, Jumat 23 Februari 2018 pukul 13.30 WIB diadakan acara Lepas Sambut pergantian Jajaran Direksi Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih.
Dr.H. Prastowo Sidipramono, Sp.A selaku Direktur Utama digantikan oleh dr. Metta Deswini Siregar, Sp.KJ, Direktur Pelayanan Medis dr. Umi Syarqiah digantikan oleh dr. Rochimiah, Direktur Penunjang Medis Kasmiatun, DCN digantikan oleh dr. Malayanti, Sp.An.KIC, Direktur SDI dan Bindatra Sritono, SH,MM digantikan oleh H. Rocyadi Anwar, S.Ag, sedangkan untuk Direktur Keuangan masih tetap dijabat oleh drs. Agoes Sulistiyo Dunda, MM
Dalam Sambutan yang disampaikan oleh dr. Taufik selaku perwakilan dari PP Muhammadiyah menegaskan bahwa "Tantangan suatu Rumah Sakit khususnya yang berada dibawah Aamal Usaha Muhamadiyah yang berada diperkotaan, seperti Jakarta, memerlukan semangat kebersamaan untuk saling melengkapi antara Pemimpin dan para Pegawainya, agar tercipta semangat kerja yang memiliki makna Ibadah".
Disisi lain dr. Atikah selaku permawakilan Badan Pelaksana Harian RSIJ mengatakan bahwa "Kesanggupan dan Kemampuan sebagai Pemimpin sangat diperlukan dalam pengelolaan Managemen Rumah Sakit Islam Jakarta, terutama dengan adanya bermacam tantangan yang menghadang di depan mata Kebijakan BPJS, Kekuatan karyawan (melalui IKM) untuk bersinergi dengan Serikat Pekerja yang ada, serta tingkatkan Spiritual keagamaan dengan membudayakan sholat berjamaah".
Dr. Prastowo sebagai mantan Direktur Utama mengingatkan kembali, untuk terus berjuang serta meningkatkan pelayanan yang lebih baik lagi terutama dalam mutu pelayanan kepada pasien melalui kekhasan dalam corak Islam sehingga menjadi kepercayaan masyarakat.
Mengakhiri sambutannya, dr. Metta selaku Direktur Utama yang baru, mengatakan bahwa "Jika kita bersatu pasti bisa ( Man Jada Wa Jada )". Sambutan pun diakhiri dengan sebuah pantun "kalau ada sumur diladang boleh saya menumpang mandi kalau ada umur yang panjang tentu kita bersama berjuang" pungkas dr. Metta. (Am.230218 )
Surat Keputusa Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nomor 26 /KEP/1.0/D/2018 Tentang Pengangkatan Direksi Rumah Sakit Islam Jakarta Masa Jabatan 2018-2022
Direktur Utama :
dr. Metta Desvini Primadona Seregar, Sp.KJ
Direktur Pelayanan Medis :
dr. Rochimiah, MARS
Direktur Penunjang Medis :
dr. Malayanti,Sp.An, KIC
Direktur Keuangan :
Drs.Agoes Sulistiyo Dunda, MM
Direktur SDI & Bindatra :
H. Rohyadi Anwar, S.Ag
Masalah gizi dapat dilihat dari dua sudut pandang, yang umum disebut sebagai masalah gizi ganda, yaitu “gizi lebih” yang ditimbulkan karena kebiasaan individu mengkonsumsi makanan yang melebihi kebutuhan gizinya, serta “gizi kurang” yang ditimbulkan karena kekurangan konsumsi makanan yang minimal dibutuhkan individu untuk hidup sehat (Rimbawan dan Baliwati, 2004 ).
Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 mencatat prevalensi stunting mencapai 37,2%, sedangkan hasil Pemantauan Status Gizi (PSG) tahun 2015 diperoleh angka stunting sebesar 29%, yang artinya masih menjadi masalah gizi Nasional. Kemudian menurut WHO, di seluruh dunia, diperkirakan ada 178 juta anak di bawah usia lima tahun pertumbuhannya terhambat karena stunting.
Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi kurang dalam waktu cukup lama akibat pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi. Stunting terjadi sejak janin dalam kandungan dan baru tampak jelas saat anak berusia dua tahun. Kekurangan gizi pada usia dini meningkatkan angka kematian bayi dan anak, yang menyebabkan penderita mudah sakit dan memiliki porstur tubuh tidak maksimal saat usia dewasa. Kemampuan kognitif penderita stunting pun berkurang sehingga mengakibatkan kerugian jangka panjang bagi Indonesia.
Stunting pada anak mengakibatkan penurunan sistem imunitas tubuh dan meningkatkan risiko penyakit infeksi. Kecenderungan menderita penyakit tekanan darah tinggi, diabetes mellitus, dan jantung akan menjadi lebih tinggi ketika anak stunting menjadi dewasa. Selain itu, anak stunting memiliki IQ 11 point lebih rendah dibandingkan anak tidak stunting (Lestari, Ani Mergawati, dan M. Zen R., 2014).
Faktor risiko terjadinya stunting yaitu asupan gizi yang kurang, berat badan lahir rendah, tinggi ibu, dan status ekonomi keluarga. Tingkat pendidikan orang tua yang rendah juga berhubungan dengan stunting pada balita serta ayah yang tidak bekerja merupakan faktor risiko stunting. Penelitian lain menyebutkan bahwa faktor risiko stunting yang lain yaitu ASI eksklusif dan umur pemberian MP-ASI. Pola asuh orang tua berhubungan dengan kejadian stunting pada anak umur 6-12 bulan. Anak yang sering menderita diare lebih berisiko untuk menjadi stunting (Lestari, Ani Mergawati, dan M. Zen R., 2014).
Salah satu intervensi tentang perubahan perilaku masyarakat adalah program Kampanye Gizi Nasional (KGN) yang dilakukan dengan pendekatan menyeluruh, seperti melakukan aktifasi posyandu-posyandu dan pemberian penyuluhan/ edukasi/ konseling baik mengenai pangan gizi, pola asuh orang tua dan keluarga, maupun Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).dalam rangka meningkatkan pengetahuan tentang gizi anak termasuk pengetahuan pentingnya ASI eksklusif. Semakin meningkatnya pengetahuan diharapkan perubahan perilaku sadar gizi semakin baik.
Perubahan perilaku terjadi merupakan hasil akhir dari faktor pendukung seperti pengetahuan, sikap, persepsi, dan motivasi. Melalui kegiatan penyuluhan/ edukasi/ konseling yang bersifat promosi, preventif, dan kuratif diharapkan adanya perubahaan perilaku yang baik terhadap gizi di masyarakat. Selain itu, mampu menjadi sarana dalam upaya meningkatkan pengetahuan keluarga secara khusus dan masyarakat umumnya tentang tentang gizi yang selanjutnya mampu mencegah atau menurunkan kejadian stunting. Dengan demikian, kemandirian keluarga diharapkan mampu meningkatkan status gizi dan daerajat kesehatan keluarga sehingga mencegah kejadian stunting.
Sesuai dengan bahasan di atas, Bagian Gizi RS Islam Jakarta Cempaka Putih mendukung program KGN sekaligus dalam rangka Hari Gizi Nasional ke-58 tanggal 25 Januari 2018 dengan tema “Cegah Stunting melalui Konseling Gizi dan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat”. Rangkaian kegiatan HGN 2018 di lingkungan RS Islam Jakarta Cempaka Putih, antara lain Penyuluhan PHBS, Penyuluhan Gizi mengenai Cegah Stunting melalui Nutrisi Tepat 1000 HPK, Gebyar Konseling, dialog interaktif secara live streaming dengan tema Cegah Stunting melalui Gizi Seimbang pada 1000 HPK, dan Distribusi Snack Sehat Bergizi kepada pasien Rawat Inap. (puspitasari)
Pada tanggal 7 Maret 1968, terjadi penandatanganan MOU (Memorandum Of Understanding) antara pihak Yayasan Rumah sakit Islam Jakarta yang diwakili oleh Dr.H.Kusnadi dengan SCCFA (State Committe for Coordinating Foreign Aid) yang bernaung di Departemen Luar Negeri Pemerintahan belanda yang diwakili oleh B.J.Oeding. Isi perjanjian tersebut SCCFA akan memberikan bantuan sebesar 75% dari biaya yang dibutuhkan untuk membangun Rumah Sakit Islam Jakarta.
Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih telah menarik Enzyplex dan Viostin DS dari seluruh outlet farmasi yang ada sejak izin edar dicabut oleh badan POM RI 5 Feruari 2018. Pencabutan ini terkait penemuan kandungan hasil pengujian pada proses pengawasan post-market yang menunjukkan positif DNA babi.
“Sebagai pengganti untuk Enzyplex dan Viostin DS Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih telah menyediakan obat dengan kegunaan yang setara dengan obat-obat tersebut” ujar Siti Aisiyah, M.Farm., Apt - Manajer Farmasi
Jika masyarakat masih menemukan produk Viostin dan Enzyplex di peredaran, agar segera melaporkan kepada Badan POM RI
Untuk informasi lebih lanjut hubungi Farmasi RS Islam Jakarta Cempaka Putih
Telepon : 021 4250451, 42801567 ext. 478/371
© 2018-2024. Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih
Admin
Keluhan, Kritik dan Saran
Keluhan, Kritik dan Saran (Senin-Jum'at: 08.00-16.00 WIB) Diluar jam mohon maaf bila lambat merespon..
07:00Informasi
Medical Check Up
Info dan Pendaftaran Medical Check Up.
07:00Pendaftaran Rawat Jalan
Khusus Pasien BPJS
Pendaftaran Pasien Rawat Jalan Khusus Pasien BPJS (booking maksimal H-1. Baca syarat dan ketentuan.
07:00Pendaftaran Rawat Jalan
Pribadi, Asuransi, dan Perusahaan
Pasien Rawat Jalan dengan Jaminan Pribadi, Asuransi, dan Perusahaan.
07:00