You are here:RSIJCP/Pusat Informasi/Artikel/Bersama Mencegah Stunting Melalui Kemandirian Gizi Keluarga

Bersama Mencegah Stunting Melalui Kemandirian Gizi Keluarga

Ditulis oleh
Diterbitkan di Artikel
Rabu, 14 Februari 2018
Terakhir diubah pada Selasa, 09 Juli 2024 22:54
29368 kali
Stunting Banner gizitinggi.org

Masalah gizi dapat dilihat dari dua sudut pandang, yang umum disebut sebagai masalah gizi ganda, yaitu “gizi lebih” yang ditimbulkan karena kebiasaan individu mengkonsumsi makanan yang melebihi kebutuhan gizinya, serta “gizi kurang” yang ditimbulkan karena kekurangan konsumsi makanan yang minimal dibutuhkan individu untuk hidup sehat (Rimbawan dan Baliwati, 2004 ).

Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 mencatat prevalensi stunting mencapai 37,2%, sedangkan hasil Pemantauan Status Gizi (PSG) tahun 2015 diperoleh angka stunting sebesar 29%, yang artinya masih menjadi masalah gizi Nasional. Kemudian menurut WHO, di seluruh dunia, diperkirakan ada 178 juta anak di bawah usia lima tahun pertumbuhannya terhambat karena stunting.

Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi kurang dalam waktu cukup lama akibat pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi. Stunting terjadi sejak janin dalam kandungan dan baru tampak jelas saat anak berusia dua tahun. Kekurangan gizi pada usia dini meningkatkan angka kematian bayi dan anak, yang menyebabkan penderita mudah sakit dan memiliki porstur tubuh tidak maksimal saat usia dewasa. Kemampuan kognitif penderita stunting pun berkurang sehingga mengakibatkan kerugian jangka panjang bagi Indonesia.

Stunting pada anak mengakibatkan penurunan sistem imunitas tubuh dan meningkatkan risiko penyakit infeksi. Kecenderungan menderita penyakit tekanan darah tinggi, diabetes mellitus, dan jantung akan menjadi lebih tinggi ketika anak stunting menjadi dewasa. Selain itu, anak stunting memiliki IQ 11 point lebih rendah dibandingkan anak tidak stunting (Lestari, Ani Mergawati, dan M. Zen R., 2014).

Faktor risiko terjadinya stunting yaitu asupan gizi yang kurang, berat badan lahir rendah, tinggi ibu, dan status ekonomi keluarga. Tingkat pendidikan orang tua yang rendah juga berhubungan dengan stunting pada balita serta ayah yang tidak bekerja merupakan faktor risiko stunting. Penelitian lain menyebutkan bahwa faktor risiko stunting yang lain yaitu ASI eksklusif dan umur pemberian MP-ASI. Pola asuh orang tua berhubungan dengan kejadian stunting pada anak umur 6-12 bulan. Anak yang sering menderita diare lebih berisiko untuk menjadi stunting (Lestari, Ani Mergawati, dan M. Zen R., 2014).

Salah satu intervensi tentang perubahan perilaku masyarakat adalah program Kampanye Gizi Nasional (KGN) yang dilakukan dengan pendekatan menyeluruh, seperti melakukan aktifasi posyandu-posyandu dan pemberian penyuluhan/ edukasi/ konseling baik mengenai pangan gizi, pola asuh orang tua dan keluarga, maupun Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).dalam rangka meningkatkan pengetahuan tentang gizi anak termasuk pengetahuan pentingnya ASI eksklusif. Semakin meningkatnya pengetahuan diharapkan perubahan perilaku sadar gizi semakin baik.

Perubahan perilaku terjadi merupakan hasil akhir dari faktor pendukung seperti pengetahuan, sikap, persepsi, dan motivasi. Melalui kegiatan penyuluhan/ edukasi/ konseling yang bersifat promosi, preventif, dan kuratif diharapkan adanya perubahaan perilaku yang baik terhadap gizi di masyarakat. Selain itu, mampu menjadi sarana dalam upaya meningkatkan pengetahuan keluarga secara khusus dan masyarakat umumnya tentang tentang gizi yang selanjutnya mampu mencegah atau menurunkan kejadian stunting. Dengan demikian, kemandirian keluarga diharapkan mampu meningkatkan status gizi dan daerajat kesehatan keluarga sehingga mencegah kejadian stunting.

Sesuai dengan bahasan di atas, Bagian Gizi RS Islam Jakarta Cempaka Putih mendukung program KGN sekaligus dalam rangka Hari Gizi Nasional ke-58 tanggal 25 Januari 2018 dengan tema “Cegah Stunting melalui Konseling Gizi dan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat”. Rangkaian kegiatan HGN 2018 di lingkungan RS Islam Jakarta Cempaka Putih, antara lain Penyuluhan PHBS, Penyuluhan Gizi mengenai Cegah Stunting melalui Nutrisi Tepat 1000 HPK, Gebyar Konseling, dialog interaktif secara live streaming dengan tema Cegah Stunting melalui Gizi Seimbang pada 1000 HPK, dan Distribusi Snack Sehat Bergizi kepada pasien Rawat Inap. (puspitasari)

Share ke Media Sosial

Pendaftaran Rawat Jalan

Promo Layanan. *baca syarat dan ketentuan berlaku
  • Penyelenggaraan Pelayanan kesehatan di RS Islam Jakarta Cempaka Putih bertujuan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan rujukan menuju RS Islam Jakarta Cempaka…
    RS Islam Jakarta Cempaka Putih
Rekanan RS Islam Jakarta Cempaka Putih #Asuransi #BUMN #BUMD #Perusahaan

Terakreditasi Nomor. LARSI/SERTIFIKAT/096/02/2023

Lulus Tingkat Paripurna      

Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih

  • Jl. Cemp. Putih Tengah I No.1, RT.11/RW.5, Cempaka Putih Timur, Kecamatan Cempaka Putih, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 10510
  • +6221 4280 1567
  • +6221 425 0451
  • rsijpusat@rsi.co.id

Pendaftaran Pasien Rawat Jalan Khusus BPJS

Pendaftaran Rawat Jalan Pasien Umum, Jaminan Perusahaan & Asuransi

  • +6221 425 0451 ext. 6508

Visitors

© 2018-2024. Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih